Sabtu, 22 Agustus 2015

Ekonomi Kelembagaan

EKONOMI KELEMBAGAAN

Lembaga diharapkan dapat mendukung terjadinya transaksi (exchange) ekonomi secara efisien, lancar, terjamin, teratur, stabil. Selain itu, lembaga dapat meningkatkan rutinitas, keteraturan, Insentif dan disinsentif kepada individu, serta membentuk/ mempengaruhi pola interaksi setiap individu.
Ilmu Ekonomi Kelembagaan memusatkan diri pada pemahaman mengenai institusi (lembaga) yang dapat mempengaruhi perilaku ekonomi, sehingga dapat menurunkan biaya transaksi.
            Bentuk kelembagaan ada tiga yaitu norma-konvensi, aturan main (hukum), dan pengatur hubungan kepemilikan.
1.      Norma-Konvensi
Bentuk : Perangkat yang dihasilkan berdasarkan konsensus atau pola tingkah laku yang disepakati bersama.
Dasar Pertimbangan : Nilai-nilai yang berlaku (value).
Tujuan : Dari pelaksanaan norma dan konvensi diharapkan dapat terjadi keteraturan dan keterdugaan (predictable).
Cara pelaksanaan : untuk menjalankannya diperlukan adanya asas reciprocity dan solidarity.
2.      Aturan Main (Hukum)
Bentuk : Aturan main, biasanya lebih formal (ditegakkan pemerintah)
Dasar : Memberi kebebasan (liberation) dan larangan (constraint).
Tujuan : Memberikan perlindungan/harapan dan sanksi terhadap individu dan kelompok dalam menentukan pilihannya.
Cara pelaksanaan : Memerlukan pemahaman bersama tentang alat-alat untuk menyelesaikan pertentangan (konflik).
3.      Pengatur Hubungan Kepemilikan
Bentuk : Perangkat sosial yang mengatur :
   1) kepemilikan Individu atau kelompok
   2) Obyek nilai bagi pemilik dan orang lain
   3) Orang atau pihak lain yang terlibat dalam suatu
       kepemilikan.
Tujuan : Mengatur hubungan kepemilikan (property relations).
Unsur : Hak Kepemilikan (Property Right):
a. Hak eksklusif untuk menggunakan sumber daya.
b. Hak untuk memperoleh jasa/ benefit dari sumber daya tersebut.
c. Hak untuk menukarkan sumberdaya sesuai kesepakatan.
Ruang lingkup kelembagaan, meliputi :
1.      Merupakan kreasi manusia secara sadar.
2.      Kadang berbentuk tertulis dan secara formal ditegakkan
3.      Dapat diprediksi (cukup stabil) sehingga mudah diterapkan pada situasi yang berulang-ulang.
4.      Dilakukan oleh kumpulan individu-individu (keputusan kelompok).
5.      Memiliki dimensi waktu – (dapat dilakukan pada situasi yang berulang-ulang).
6.      Memiliki dimensi tempat – (terkait dengan kondisi lingkungan fisik).
7.      Memiliki aturan main – norma yang mewarnai lembaga.
8.      Ada pemantauan dan penegakan aturan yang juga ditegakan secara internal oleh individu.
9.      Berada pada suatu hirarki dan jaringan atau keteraturan berjenjang dalam masyarakat. Merupakan bagian dari kelembagaan yang lebih kompleks (banyak lembaga lain yang terkait).
Dengan pendekatan ilmu ekonomi kelembagaan ini, maka setiap peristiwa ekonomi dapat dianalisis dengan aspek yang luas (meliputi aspek non-ekonomi), sehingga hasil analisis relatif akan lebih realistis.
Isu-isu kelembagaan, meliputi :
1.      Principal-Agent Problems : keuntungan yang tidak adil antar mereka (misalnya agen dapat keuntungan lebih banyak). Dapat terjadi moral hazard, adverse selection, terjadi karena ketidaksempurnaan pasar dan informasi asimetris.
2.      Biaya Transaksi : biaya-biaya untuk memperoleh kepemilikan atas suatu sumber daya.
Kelompok Biaya Transaksi, yaitu :
Biaya transaksi komoditas : biaya transaksi yang dikeluarkan secara langsung atas komoditas yang diinginkan.
Biaya transaksi kelembagaan : biaya transaksi yang dikeluarkan sebagai konsekuensi adanya kelembagaan yang turut serta/ mengatur pertukaran atas komoditas yang diinginkan.
3.      Kepastian property right, misalnya HAKI
4.      Kerangka persaingan usaha
5.      Privatisasi
6.      Penyaluran ketidakpuasan (exit and voicing) ; customer service, YLKI
7.      Kompensasi, atas hal negatif yang dialami yang disebabkan oleh pihak lain.



Sumber : https://usepmulyana.files.wordpress.com/2008/07/kelembagaan.ppt

Teori Produsen dan Fungsi Produksi

TEORI PRODUSEN DAN FUNGSI PRODUKSI

Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.
Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal produksi jangka pendek, yaitu seseorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan :
a.       Berapa output yang harus diproduksikan
b.      Berapa dan dalam kombinasi bagaimana factor-faktor produksi (input) dipergunakan.
 Untuk menyederhanakan pembahasan secara teoritis dalam menentukan keputusan tersebut digunakan dua asumsi dasar :
a.       Bahwa produsen atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum
b.      Bahwa produsen atau pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.
Secara teori, proses produksi mengikuti perumusan perilaku menurut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah persamaan yang menunjukkan hubungan dalam satuan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan per kesatuan waktu, tanpa memperhitungkan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan :
Y = f (X1, X2, X3, …….., Xn)
Dimna :
            Y                                             = tingkat produksi (output) yang dihasilkan dan
            X1, X2, X3, …….., Xn          = factor produksi (input) 1,2,3 …n yang digunakan.

            Fungsi yang masih bersifat umum ini, agar dapat memberikan penjelasan kuantitatif, maka harus dinyatakan dalam model matematis yang spesifik, antara lain :
a.       Y = a + bX (fungsi linier)
b.      Y = a + bX – cX2 (fungsi kuadratis)
c.       Y = aX. bX2. cX3.d (fungsi CobbwDouglas), dan lain-lain.

Telah disinggung diatas bahwa fungsi produksi mengikuti “Hukum Kenaikan Hasil yang Berkurang” atau yang disebut : The Law of Diminishing Return, yang formulanya adalah :
Apabila penggunaan satu macam input (X1) ditambah sedang input-input yang lain (X2, X3, …. Xn) tetap maka tambahan output (Y) yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input (X1)  yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.


Gambar : Fungsi Produksi Hubungan Antara KPT, KPM, dan KPR

Hubungan produk (Y) dan factor produksi (X1, X2, …. Xn) yang digambarkan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Sepanjang garis OB, berlangsung kenaikan hasil bertambah, yaitu produk marginal semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
b.      Dimulai dari titik B berlangsung perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang; namun produk rata-rata masih terus naik; titik C sebagai “inflection point” [titik balik di mana produk marginal mencapai maksimum].
c.       Sepanjang garis BM, di mana produk marginal menurun; produk rata-rata mulai naik mencapai maksimum pada titik C. pada titik C produk rata-rata sama dengan produk marginal.
d.      Setelah titik C, sampai di titik M tercapai tingkat produksi maksimum, produk marginal sama dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
e.       Penggunaan input lebih banyak lagi pada tingkat sesudah titik M, akan menyebabkan kenaikan hasil negatif, produk marginal juga negative; sementara produk rata-rata tetap positif.
Berdasar atas perilaku tersebut, bahwa tahapan produksi menurut hokum Diminishing Returns dapat dibagi menurut tiga tahap, yaitu :
a.       Produksi total dengan increasing returns, sebagai daerah irrasional; karena tidak akan dipilih oleh produsen.
b.      Produksi total dengan decreasing returns, sebagai daerah rasional; yaitu tempat pilihan produsen untuk memutuskan tingkat produksinya, dan
c.       Produksi total yang semakin menurun, sebagai daerah irrasional; yaitu tingkat penggunaan input yang tidak akan dilakukan oleh produsen.

Sumber : Leksono, Sonny. 2012. Materi Ekonomi SMA/MA. Malang : Universitas Wisnuwardhana Press.

Permintaan dan Penawaran

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

1.      Konsep Permintaan
a.       Permintaan
Permintaan adalah kemampuan efektif pembeli untuk membeli berbagai jumlah barang dan jasa pada berbagai kemungkinan tingkat harga dalam waktu yang sama.
b.      Hukum Permintaan (dengan asumsi)
Hukum permintaan berbunyi : Jumlah barang dan jasa yang diminta dipengaruhi oleh harganya, jika harga naik maka jumlah yang diminta turun dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah yang diminta akan naik; dengan asumsi factor-faktor lain tidak berpengaruh. Atau secara singkat “jumlah yang diminta berbanding terbalik dengan harga, ceteris paribus”. Dalam konteks ini, hukum permintaan hanya berlaku untuk jenis-jenis barang normal, bukan untuk barang mewah (superior, misal ; barang bergengsi dalam proses lelang) dan buka pula untuk barang tuna nilai (barang inferior, missal ; makanan gaplek, barang kadaluwarsa). 
c.       Kurva Permintaan
Kurva permintaan berkedudukan miring dari kiri atas ke kanan bawah [koefisien arah yang negatif], sejalan dengan sifatnya berlawanan arah dengan perubahan harga, sebagaimana ditunjukkan melalui gambar 2.4 dan 2.5 berikut.



Gambar 2.4: Kurva Permintaan linear barang
Dengan variabel jumlah Q, yang dipengaruhi harga P

Gambar 2.5: Berbagai kemungkinan  permintaan barang
dengan jumlah Q, dan harga P yang berubah [dalam satu kurva],
a [P1,Q1], B [P2,Q2], dan C [P3,Q3].

d.      Pergeseran Kurva Permintaan
Pergeseran kurva permintaan adalah ditunjukkan dengan semakin menjauhi garis permintaan dari susunan salib bumbu [dari a ke c], yang terjadi sebagai akibat pengaruh variabel eksternal selain jumlah barang dan harga, demikian sebaliknya semakin mendekat [dari a ke b] akibat perubahan variabel lain diluar variabel jumlah barang dan diluar variabel harga, misalnya karena penyebab pendapatan konsumen yang meningkat/menurun. Kurva permintaan meningkat ditunjukkan melalui kurva yang bergerak ke kanan atas dan menurun melalui kurva yang bergerak ke kiri bawah.  
e.       Faktor-faktor yang mempengaruhi Permintaan
Adalah cukup banyak variabel yang mempengaruhi [yang disebut = faktor] permintaan selain daripada pengaruh variabel harga, yaitu :
1.      Selera masyarakat
2.      Jumlah pendapatan
3.      Intensitas kebutuhan
4.      Adanya barang Substitusi atau barang pengganti
5.      Adanya barang Komplementer atau barang pelengkap
6.      Musim
7.      Banyaknya konsumen yang menghendaki komoditi barang termaksud.
Permintaan dapat dispesifikasi lebih tajam lagi dalam kaitannya ketersediaan anggaran, yaitu menjadi :
1)      Permintaan absolute: permintaan yang harus dipenuhi tanpa memperhitungkan kemampuan daya beli,
2)      Permintaan potensial:  permintaan yang disertai dengan kemampuan daya beli,
3)      Permintaan efektif: permintaan yang diwujudkan dengan membeli.
f.       Uraian Matematis
Dalam bentuk model matematis, fungsi permintaan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)      Model fungsi permintaan dirumuskan :
Qd = a-b. P

Qd = jumlah barang yang diminta
a  = konstanta
b  = koefisien arah
P  = harga barang
2)      Rumus persamaan garis melalui dua titik yaitu

3)       Contoh Hipotesis :
Tabel 2.2: Quantity Demand
Harga / Price
Jumlah yang dibeli
(Quantity Demand)
250
35
300
30
350
25
375
15
450
12

2.      Konsep Penawaran
a.       Penawaran
Penawaran adalah kesediaan penjual untuk menjual berbagai jumlah produksi pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu.
b.      Hukum Penawaran (dengan asumsi)
Hukum menyatakan bahwa : Jumlah produk yang ditawarkan dipengaruhi oleh harganya, perubahan jumlah yang ditawarkan searah dengan perubahan harga, sedang faktor-faktor lain dianggap tetap. Secara pendekatan, Penawaran sejumlah barang dipengarugi oleh harga yang searah, ceteris paribus.
Sebagai catatan penting bahwa sama halnya dengan hukum permintaan, bahwa dalam praktek nyata sehari-hari asumsi ceteris paribus ini sebenarnya tidak dalam dunia nyata. Sehingga hukum penawaran diatas adalah hanya penting untuk dapat memahami secara lebih mudah, karena diantara faktor-faktor lain yang selain faktor harga dipandang tidak terlalu berpengaruh.     
c.       Kurva Penawaran
Kurva penawaran mempunyai slope atau koefisien arah atau kemiringan bersifat positif, karena variable (tak bebas) Qs yaitu jumlah barang yang ditawarkan memiliki arah perubahan yang sama dengan arah perubahan variabel (bebas) harga. Gambaran hipotesis kurva penawaran disajikan sebagai gambar 2.7 berikut.




Gambar 2.7: Kurva Penawaran

d.      Pergeseran Kurva Penawaran
Kurva penawaran juga dapat bergeser semacam halnya kurva permintaan, kekiri [menurun] maupun kekanan [menaik]. Pergeseran kurva yang menjauh dan atau mendekat dari salib sumbu adalah disebabkan oleh faktor atau variabel selain harga dan selain jumlah barang. Pergeseran itu terjadi meningkat, misalnya karena adanya penemuan teknologi produksi yang baru.



Gambar 2.8: Pergeseran Kurva Penawaran
   
e.       Faktor-faktor yang mempengaruhi Penawaran
Sesungguhnya, faktor atau variabel yang berpengaruh pada jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen bukan hanya harga; namun sebagaimana “tradisi” ilmu ekonomi bahwa faktor-faktor yang dianggap kurang berpengaruh di-asumsi-kan tidak berpengaruh. Faktor-faktor tersebut antara lain ;
1.      Kemampuan teknologi produsen untuk berproduksi
2.      Ekspektasi/harapan pasar
3.      Ketersediaan faktor Produksi
4.      Jumlah perusahaan yang berproduksi
5.      Jumlah permintaan yang dihadapi perusahaan.

f.       Uraian Matematis
Perumusan kedalam model matematis berguna untuk mendapat gambaran visual serta hitungan harga penawaran terkait dengan jumlah penawaran.
1)   Adapun formula matematis dalam fungsi penawaran adalah :
Qs = a+b. P

Qs = jumlah barang yang ditawarkan
a  = konstanta
b  = gradien garis koefisien arah, sebagai persentase perubahan
P  = harga barang
2)   Model persamaan garis dapat dihitung melalui perhitungan dua titik dengan rumus yaitu :



Sumber : Leksono, Sonny. 2012. Materi Ekonomi SMA/MA. Malang : Universitas Wisnuwardhana Press.